karya seni sebagai media dakwah

KARYA SENI SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Dosen Pengampu:
Dr. SAMINO
Disusun Oleh:
EKO HARYANTO
SUKASMIN

RIZAL KHAERMAWAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintah kepada umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan agama islam kepada seluruh umat manusia. Era informasi dan Globalisasi adalah dua hal yang sering di sebut-sebut pada zaman sekarang ini. Adanya tekhnologi yang canggih misalnya computer, televise, radio dan bahkan internet dapat berperan penting terhadap penyuksesan dakwah tersebut atau mungkin malah menjadi hambatan dalam berdakwah. Untuk itu kita dalam berdakwah diperlukan adanya siasat cermat dan jitu agar kebudayaan luar yang masuk melalui alat tekhnologi tidak terancam. Maka dari itu kesenian tradisional Indonesia dapat dijadikan media dakwah sebagaimana dilakukan oleh Sunan Kali Jaga dan Dalang lainnya yang memamfaatkan Wayang Kulit sebagai alat untuk menyebarkan agama islam.
Konsep dakwah yang strategis dan lumintu, dengan pengelolaan secara profesional yang mampu mengakomodasi segala permasalahan sosial. Di sini, seni dan budaya dapat menjadi metode atau media dakwah, namun juga menjadi sasaran antara bagi dakwah Islamiyah itu sendiri. Sebagai media atau metode, seni budaya mempunyai proyeksi yang mengarah  pada  pencapaian  kesadaran  kualitas  keberagamaan  Islam  yang pada gilirannya mampu mernbentuk sikap  dan  perilaku Islami yang tidak  menimbulkan gejolak sosial, tetapi  justru  makin  memantapkan  perkembangan sosial.




BAB II
LANDASAN TEORI
A.    PENGERTIAN SENI
Seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di  expresikan, melalui unsur unsur tertentu, yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia walaupun banyak juga karya seni yang digunakan untuk binatang. Seni indah menurut ukuran yang menikmati. Pendapat seni menurut para ahli:
1.        Menurut Alexander Baum Garton Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
2.        Emanuel Kant Seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
3.        Menurut Leo Tolstoy Seni adalah menimbulkan kembali perasaan yang pernah dialami.
4.        Menurut Aristoteles Seni adalah bentuk pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam
5.        Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
B.     PENGERTIAN DAKWAH
Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan.Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
C.     MACAM-MACAM DAKWAH
1.      Macam-Macam Dakwah (berdasarkan media yang dipakai)
a.       Dakwah bil Lisan
Dakwah jenis ini dilakukan secara lisan atau langsung diungkapkan dengan kata-kata. Dakwah seperti ini biasanya dalam bentuk ceramah, khutbah, pengajian.
b.      Dakwah bil al-Hal
Dakwah bil al-Hal ini dilakukan dengan cara memberi contoh perbuatan yang nyata tentang apa yang ingin disampaikan melalui dakwah. Dengan demikian, diharapkan orang yang melihat akan mengikuti dan mencontoh apa yang mereka lihat.
c.       Dakwah bit Tadwin
Dakwah jenis ini dilakukan dengan media tulisan, baik tulisan cetak maupun media elektronik. Contoh dari dakwah jenis ini adalah penerbitan/perbanyakan kitab suci Al-Quran, kumpulan hadits, dll. Sehingga tulisan dakwah ini bisa dibaca oleh siapa saja.
2.      Macam-Macam Dakwah (berdasarkan cara penyampaiannya)
a.       Dakwah Fardiah
Dakwah ini biasanya dilakukan tanpa persiapan (spontanitas). Dakwah ini pun biasanya ditujukan pada satu orang maupun kelompok kecil yang hanya berjumlah beberapa orang. Contoh dakwah dengan metode ini adalah menegur dan menasehati seorang teman saat ia lalai akan sesuatu.
b.      Dakwah Ammah
Berbeda dengan dakwah fardiah, dakwah jenis ini ditujukan kepada kelompok besar yang berjumlah banyak orang dengan cara lisan. Misalnya ceramah atau pidato, yang bertujuan untuk menanamkan suatu pengaruh pada siapapun yang mendengar dakwahnya. Pelaku dakwah pun bisa perseorangan ataupun suatu kelompok dalam lembaga organisasi tertentu.
c.       Dakwah bil Hikmah
Dakwah yang satu ini adalah jenis dakwah persuasif yang halus. Bisa dilakukan melalui lisan, perbuatan, maupun tulisan. Ciri dakwah bil hikmah adalah tidak ada suruhan atau perintah yang mengharuskan penerima dakwah berbuat sesuatu. Walau dasarnya adalah mempengaruhi seseorang, dakwah ini dilakukan dengan pendekatan yang sangat halus sehingga kemungkinan terjadi konflik sangat minim sekali. Tujuan dari dakwah jenis ini adalah si penerima dakwah bisa mengikuti ajakan si juru dakwah tanpa merasa terpaksa dan atas kemauan diri sendiri.




BAB III
SENI SEBAGAI MEDIA DAKWAH
A.    KARYA SENI SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Dakwah Islam pada dasarnya ialah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw, namun bentuk dan cara penyampaiannya berlainan, yakni disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat sekitar.  Dakwah dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, seperti: ceramah, diskusi, tanya jawab, keteladanan serta dapat pula dilaksanakan dengan berbagai media, seperti: seni ketoprak, seni ludruk, seni wayang, seni teater dan lain-lain. Dengan demikian bagi juru dakwah untuk mempermudah menyampaikan dakwah dan juga agar mudah dipahami oleh sasaran dakwah, maka sebaiknya dakwah dilakukan dengan menggunakan media yang sudah ada, hal ini untuk menyesuaikan keadaan masyarakat tidak sama satu sisi sudah maju dan di sisi lain masih ketinggalan. Oleh karena itu dalam berdakwah walaupun menggunakan media modern namun sudah menghilangkan media tradisional yang masih dapat digunakan dengan baik, sehingga dalam berdakwah penggunaan media tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat.
Dakwah dilakukan agar ajaran-ajaran Islam benar-benar diketahui, dipahami, dihayati, dan diamalkan, sehingga mereka hidup dan berada dalam kehidupan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ajaran Islam. Seni merupakan media yang mempunyai peran yang amat penting dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati bagi pendengar maupun penontonnya. Terbukti, karena keindahan seni dalam bahasa Al-Qur’an yang terlantunkan oleh adiknya Umar bin Khatab bergetar hatinya untuk masuk Islam.
Demikian juga dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa dapat tersebar luas serta diterima oleh masayarakat karena para Walisongo sebagai da’i menggunakan bentuk-bentuk seni dari budaya masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah pada waktu itu, yaitu media wayang dan gamelan. Menurut Abdurrahman Al Baghdadi, definisi seni yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantara alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis) dan dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari / drama).
Seni merupakan bentuk keindahan yang tampak nyata yang langsung dapat dinikmati oleh manusia. Oleh karena itulah, orang beriman menyukai keindahan dalam bentuk yang tampak dan yang ada disekelilingnya, karena semua itu adalah jejak yang membekas dari keindahan Allah SWT. Adapun pendekatan dan pengembangan dakwah yang digunakan oleh juru dakwah sesuai dengan media dakwah setempat yang sedang digandrungi oleh masyarakat, yaitu karya seni. Para juru dakwah melihat kesenian sebagai media komunikasi dan interaksi yang sangat mampu terhadap pola pikir masyarakat. Kesenian kemudian dimodifikasi dan disesuaikan oleh para juru dakwah dengan konteks dakwah.
Melihat kenyataan yang sedemikian maka kesenian memiliki peranan yang tepat guna sehingga dapat mengajak kepada khalayak untuk menikmati dan menjalankan isi yang terkandung  didalamnya.  Dalam  konteks keilmuwan dakwah yang digunakan Islam dengan metode kesenian adalah salah satunya dengan menggunakan lagu-lagu shalawat rebana, nasyid, pop, dangdut dan lain-lain. Mengapa dapat dikatakan sebagai media dakwah, karena syair yang terpancar/digunakan bernilai/bermuatan dakwah, sehingga dapat dikatakan bahwa seni bisa sebagai ajang untuk berdakwah. Perlu diperhatikan, sebagai salah satu alternatif dalam penempatan seni sebagai media dakwah adalah, usaha menelusuri jati diri atau kreatifitas seni Islam, dengan memadukan rasa, cipta, dan karsa sebagai aspek budaya dengan jiwa Islam.
B.     PERJALANAN SEJARAH KESENIAN ISLAM
Awal perkembangan kesenian Islam mencapai puncak keemasaanya pada zaman Dinasti Ummayah hingga akhirnya menempatkan Baghdad sebagai pusat peradaban dunia. Dalam Islam pada masa itu, kesenian bukan hanya sebagai hiburan, tapi sudah menjadi ilmu pengetahuan yang terus diselidiki dan bagian dari ritual ibadah. Bahkan beberapa alat musik yang sekarang banyak digunakan di dunia berasal dari dunia kesenian Islam dan banyak karya dari seniman dunia Arab masa lalu yang menjadi acuan bagi Seniman dunia barat dan belahan dunia lainnya.
Dari Madinah hingga Nusantara Seni dan peradaban ibarat dua sisi mata uang. Tenggelam dan bersinar beriringan. Inilah salah satu teori yang tercantum dalam risalah Al-Muqadimah karya Ibnu Khaldun. Teori ilmuwan muslim yang hidup pada abad ke-14 Masehi itu tepat berlaku pada perkembangan seni Islam, terutama seni suara dan musik.
Menurut Ali Hasmy dalam bukunya, Sejarah Kebudayaan Islam, tradisi pengkajian dan permainan musik semakin berkembang pada era Dinasti Abbasiyah, terutama ketika khalifah Al-Ma`mun berkuasa. Para khalifah Abbasiyah (650 M -1256 M) mensponsori para penyair dan musisi. Kesultanan mendirikan sekolah-sekolah musik di berbagai kota dan daerah, baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang bagus dan berkualitas tinggi adalah yang didirikan oleh Sa`id `Abd-ul-Mu`min (wafat pada 1294 M).
Munculnya seniman dan pengkaji musik di dunia Islam menunjukkan jika umat Muslim tidak hanya melihat musik sebagai hiburan. Melainkan karya seni menjadi bagian dari ilmu pengetahuan yang dikaji melalui teori-teori ilmiah.
Para sastrawan masa itu banyak melahirkan karya besar, bahkan mereka juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sastra pada masa pencerahan di Eropa. Tak mengherankan bila Baghdad, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah, tak hanya tampil sebagai pusat kebudayaan Islam, melainkan juga pusat peradaban dunia. Para penguasa pemerintahan Islam di Baghdad pun pergi ke Kordoba, Spanyol, untuk memberikan dukungan kepada seniman di sana.
Lewat pergaulan ini, seni ala padang pasir mulai dikenal di Indonesia. Rebana, menjadi alat musik paling dominan dalam memunculkan kesenian Islam Nusantara beraroma Arab seperti terbangan, gambus, kasidah, dan hadrah. Selain rebana, rebab juga ikut mewarnai kesenian Nusantara dengan ditambahkan sebagai pengiring gamelan yang mulai berkembang di Jawa sejak masuknya agama Hindu dan Budha. Malah, dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sinden, melainkan menjadi pembuka dan menuntun arah lagu sinden.
Sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa atau Wali Sanga memang dikenal dengan model dakwah yang memanfaatkan budaya lokal. Tak mengherankan bila para wali ini juga mempunyai kemampuan seni tinggi. Ensiklopedi kesenian Indonesia menyebutkan Sunan Kalijaga sebagai seniman paripurna, karena selain mubalig ia juga ahli wayang, ahli karawitan, dan pencipta gending.
Selain melalui seni musik dan seni suara,  pengaruh Islam di Indonesia juga terlihat melalui seni tari. Salah satu wilayah yang paling banyak mempunyai ragam tarian bernapaskan Islam adalah Aceh. Tarian paling populer adalah saman, ciptaan Syekh Saman, seorang ulama penyebar Islam di Aceh abad ke-14 Masehi. Awalnya, tarian itu hanya berupa permainan rakyat yang disebut pok ane-ane. Melihat permainan yang amat populer di tengah masyarakat kala itu, Syekh Saman pun menyisipkan ajaran tauhid dan nilai-nilai Islam ke dalam syair-syairnya.
Pengamat sejarah Gayo, Wahab Daud, menyebutkan bahwa dalam perkembangannya, tari saman banyak mengalami perubahan. Sesuai dengan kondisi perang yang pernah melanda Aceh, syairnya pun dibumbui dengan kalimat yang memberi semangat jihad. Maka, pada masa penjajahan Belanda, tarian ini sempat dilarang pemerintah kolonial karena dinilai mengandung semangat perlawanan.

BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintah kepada umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan agama islam kepada seluruh umat manusia. Karya Seni merupakan media yang mempunyai peran yang amat penting dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati bagi pendengar maupun penontonnya. Terbukti, karena keindahan seni dalam bahasa Al-Qur’an yang terlantunkan oleh adiknya Umar bin Khatab bergetar hatinya untuk masuk Islam.
Demikian juga dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa dapat tersebar luas serta diterima oleh masayarakat karena para Walisongo sebagai da’i menggunakan bentuk-bentuk seni dari budaya masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah pada waktu itu, yaitu media wayang dan gamelan.  Dalam konteks keilmuwan dakwah yang digunakan Islam dengan metode kesenian adalah salah satunya dengan menggunakan lagu-lagu shalawat rebana, nasyid, pop, dangdut dan lain-lain. Mengapa dapat dikatakan sebagai media dakwah, karena syair yang terpancar/digunakan bernilai/bermuatan dakwah, sehingga dapat dikatakan bahwa seni bisa sebagai ajang untuk berdakwah.
B.     KRITIK DAN SARAN
Kurangnya pemeliharaan terhadap nila kesenian yang seharusnya menjai dampak baik tetapi berubah menjadi hambatan.
Sebaiknya kesenian tradisional Indonesia diwajibkan untuk beberapa acara sehingga akan terus terjaga, terlebih kesenian islam.
C.     PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
D.    REFERENSI
Basit, Abdul. 2008. Dakwah Antar Individu: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Centra Grafindo
Catatan-miftah. Blogspot. Com

Sholeh, Rosyad. 2010.  Manajemen Dakwah Islam. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Komentar

  1. Casino Las Vegas - MapYRO
    Casino Las Vegas 아산 출장안마 is 논산 출장마사지 a hotel and casino located in Las Vegas, Nevada, 김해 출장마사지 United States. The casino is 구미 출장샵 owned by Vici Properties and the Casino Las Vegas opened in 정읍 출장안마 2016.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII VIII DAN IX

PENGEMBANGAN TUJUAN PENDIDIKAN